Halaman

Selasa, 11 Maret 2008

Mengatur jenis kelamin

Teori kuno menyebutkan, jika menginginkan seorang berjenis laki-laki, sebaiknya miring ke kenan. Sebaliknya jika ingin anak perempuan berbaringlah miring ke kiri setelah berhubungan. Teori yang sudah tidak asing lagi ini memang tidak hanya diyakini masyarakat kelas menengah ke bawah, tetapi kelas atas pun tidak sedikit yang mencobanya.

"Dengan kemajuan ilmu kedokteran, jenis kelamin dapat bisa ditentukan melalui manipulasi klinis invivo, inseminasi buatan dengan cara teknik pemisahan sperma atau diagnosisi preimplantasi," kata Dr Is Priadi SpOG, dalam seminar sehari yang berlangsung di Gedung Gaudette RKZ RS Panti Waluyo, Sabtu (21/6). Seminar tentang merencanakan keluarga harmonis dan berkualitas yang digelar Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kota Malang juga menampilkan Dr Mardhani Yosoprawoto SpA dan Dr Wisnu Wahyuni SpKJ.

Menurut Priadi, jenis kelamin anak yang akan dikandung tergantung dari keasaman atau kebasahan lendir vagina. Sifat keasaman atau kebasaan pun dapat diatur dengan memakai obat pencuci vagina yang dibuat sendiri. Jika yang diinginkan anak laki-laki digunakan larutan alkalis yang dibuat dari sodium bicarbonat encer, misalnya dua sendok makan tepung soda/1 liter air. Sebaliknya jika menginginkan anak perempuan, gunakan larutan asam/cuka encer misalnya dua sendok makan cuka/1 liter air, menjelang berhubungan.

Menurutnya, pola makanan pun juga dapat menentukan jenis kelamin. Juka seorang wanita menginginkan anaknya lahir laki-laki sebaiknya makan makanan yang mengandung kalium dan natrium. Seperti buah-buahan, ikan terutama ikan laut," jelasnya.

Jika menginginkan anak perempuan makanlah makanan yang kaya kalsium dan magnesium, contohnya kacang-kacangan, susu atau cokelat yang bebas garam. "Sebaiknya, 1, 5 bulan sebelum saat konsepsi yang direncanakan sudah mulai mengonsumsi sebanyak-banyaknya," katanya sambil menambahkan tingkat keberhasilannya mencapai 84 persen.

Ia menjelaskan, pengaturan saat sperma dikeluarkan pun dapat digunakan untuk merencanakan jenis kelamin anak yang diinginkan. "Apabila hubungan yang dilakukan tepat pada saat ovulasi atau pada saat lendir vagina bersifat lebih alkalis, kemungkinan besar anak yang dihasilkan laki-laki. Biasanya itu terjadi saat penis berada di tempat yang paling dalam, sperma baru dikeluarkan," urainya.

Namun bila hubungan dilakukan 2 - 3 hari menjelang ovulasi (saat lendir vagina bersifat asam) atau jika sperma dikeluarkan saat berada di mulut rahim, anak yang dilahirkan kebanyakan perempuan. Seperti diketahui, daya tahan sel telur lebih lama dibanding sperma.

Posisi vagina pun juga berpengaruh, kalau menginginkan bayinya berjenis laki-laki, vagina harus betul-betul vertikal posisi yang baik adalah seperti orang yang sedang sujud, suaminya berada di belakang. Sebaliknya, posisi wajar atau berhadapan muka, anaknya kebanyakan perempuan.(sap)

Tidak ada komentar: